ISLAM ADALAH SOLUSI
Jumat, 04 Desember 2009
ISLAM SEBAGAI SOLUSI BUKAN ALTERNATIF
Apa yang terjadi pada di dunia sekarang ini, di mana peranan politik dan peradaban Islam telah begitu diabaikan tidak menyebabkan hilangnya sistem ajaran Islam sebagai suatu sistem nilai (value system) yang telah merasuk pada kalbu Muslimin, dan bahkan memberikan rembesan tumbuhnya embrio peradaban Barat modern. (Betapa banyak warisan kebudayaan Islam yang diambil alih dan diklaim sebagai milik Barat).
Sebagai sistem ajaran, Islam tetap solusi satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya solusi peradaban modern ummat manusia, pada hari ini dan hari depan.
Secara konsepsi spiritual, Islam mempunyai keunggulan dibanding dengan konsepsi spiritual yang telah ada. Secara tekstual hujjahnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Semuanya bisa dilihat dan dikaji kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Adapun hujjah intelektual ditangan pada peninjau yang dianggap 'netral', dengan mengikuti disiplin ilmiah tertentu, menyatakan tentang keunggulan Islam dan memperoleh pensubstitusian sehingga bebas dari kesan apologetik apapun. Salah satu contoh tinjauan netral ini dilakukan oleh Ernest Gellner, seorang sosiolog agama. Gellner menunjukkan bahwa tradisi agung dalam Islam tetap bisa dimodernkan (modernizable) tanpa perlu memberi konsesi kepada pihak luar. Dan ini merupakan kelanjutan dialog ummat Islam sendiri sepanjang sejarahnya. "Diantara berbagai agama yang ada", kata Gellner, "Islam adalah satu-satunya yang mampu mempertahankan sistem keimanannya dalam abad modern ini, tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya dalam Islam", lanjut Gellner, "pemurnian dan modernisasi di satu pihak, dan peneguhan kembali identitias ummat di pihak lain, dapat dilakukan dalam satu bahasa dan perangkat yang sama. Dunia Islam memang tidak begitu gemilang menerobos dan mempelopori ummat manusia memasuki abad modern. Tetapi karena watak dasar Islam sendiri, kaum Muslimin mungkin justru menjadi kelompok manusia yang memperoleh manfaat terbesar dari kemoderenan dunia. Tentunya kemoderenan di sini bermakna kemajuan teknikalisme. Dengan kata lain, kunci keberhasilan Islam memasuki abad kegemilangannya terletak pada peneguhan kembali Warisan Syariah yang tak pernah lapuk. Kekokohan struktural harus dibangun di bawah, serta kemampuan mengambil alih dan merebut teknikalisme yang dimonopoli Barat".
Sementara itu, optimisme di kalangan ummat tentang kebangkitan Islam, bukanlah optimisme yang tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu:
Pertama, potensi Syariah Islam itu sendiri sebagai warisan kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT. Warisan yang tak pernah lapuk. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang masih terpelihara originalitasnya (asholah), kecuali Islam. Lebih dari itu, Islamlah satu-satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.
Kedua, potensi penduduk Muslim yang berjumlah kurang lebih satu per empat milyar jiwa. Ini berarti seperlima penduduk dunia adalah Muslim. Islam adalah agama yang paling muda, yang jumlah pengikutnya sebanding, bahkan melebihi agama-agama lain yang lebih tua, seperti Nasrani dan Yahudi. Meski gelombang politik Islam naik turun, tetapi jumlah penduduknya – secara global - tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat yang rendah untuk mengalir.
Ketiga, potensi sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di negeri-negeri Muslim, khususnya minyak bumi dan sumber-sumber mineral lainnya. Potensi minyak bumi yang berada di negara-negara Teluk, di Aljazair, Brunei Darussalam, Indonesia, dan seterusnya. Bahkan di wilayah Sovyet dan RRC pun ditemukan sumber-sumber minyak yang ditempati kaum Muslimin Sovyet atau kaum Muslimin RRC. Memang Allah SWT. telah menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum Muslimin, membangun dan memanfaatkan untuk menegakkan agama-Nya, sekaligus memadamkan berbagai pemberontakan terhadap Allah SWT. di berbagai penjuru dunia ini.
Keempat, potensi warisan sejarah. Islam pada masa lampau telah berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad lebih. Belum pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu mengembangkan peradabannya melebihi dari Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang lebih 450 tahun. Jika Muslimin pada masa lampau menguasai peradaban, tentu bisa juga untuk masa depan.
Kelima, janji Allah SWT. yang tidak pernah diingkari. Bahwa Allah akan mengembalikan kekhalifahannya di muka bumi kepada orang-orang yang beriman. (Al Qur'an surat 24:55)
Sebagai sistem ajaran, Islam tetap solusi satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya solusi peradaban modern ummat manusia, pada hari ini dan hari depan.
Secara konsepsi spiritual, Islam mempunyai keunggulan dibanding dengan konsepsi spiritual yang telah ada. Secara tekstual hujjahnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Semuanya bisa dilihat dan dikaji kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Adapun hujjah intelektual ditangan pada peninjau yang dianggap 'netral', dengan mengikuti disiplin ilmiah tertentu, menyatakan tentang keunggulan Islam dan memperoleh pensubstitusian sehingga bebas dari kesan apologetik apapun. Salah satu contoh tinjauan netral ini dilakukan oleh Ernest Gellner, seorang sosiolog agama. Gellner menunjukkan bahwa tradisi agung dalam Islam tetap bisa dimodernkan (modernizable) tanpa perlu memberi konsesi kepada pihak luar. Dan ini merupakan kelanjutan dialog ummat Islam sendiri sepanjang sejarahnya. "Diantara berbagai agama yang ada", kata Gellner, "Islam adalah satu-satunya yang mampu mempertahankan sistem keimanannya dalam abad modern ini, tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya dalam Islam", lanjut Gellner, "pemurnian dan modernisasi di satu pihak, dan peneguhan kembali identitias ummat di pihak lain, dapat dilakukan dalam satu bahasa dan perangkat yang sama. Dunia Islam memang tidak begitu gemilang menerobos dan mempelopori ummat manusia memasuki abad modern. Tetapi karena watak dasar Islam sendiri, kaum Muslimin mungkin justru menjadi kelompok manusia yang memperoleh manfaat terbesar dari kemoderenan dunia. Tentunya kemoderenan di sini bermakna kemajuan teknikalisme. Dengan kata lain, kunci keberhasilan Islam memasuki abad kegemilangannya terletak pada peneguhan kembali Warisan Syariah yang tak pernah lapuk. Kekokohan struktural harus dibangun di bawah, serta kemampuan mengambil alih dan merebut teknikalisme yang dimonopoli Barat".
Sementara itu, optimisme di kalangan ummat tentang kebangkitan Islam, bukanlah optimisme yang tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu:
Pertama, potensi Syariah Islam itu sendiri sebagai warisan kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT. Warisan yang tak pernah lapuk. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang masih terpelihara originalitasnya (asholah), kecuali Islam. Lebih dari itu, Islamlah satu-satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.
Kedua, potensi penduduk Muslim yang berjumlah kurang lebih satu per empat milyar jiwa. Ini berarti seperlima penduduk dunia adalah Muslim. Islam adalah agama yang paling muda, yang jumlah pengikutnya sebanding, bahkan melebihi agama-agama lain yang lebih tua, seperti Nasrani dan Yahudi. Meski gelombang politik Islam naik turun, tetapi jumlah penduduknya – secara global - tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat yang rendah untuk mengalir.
Ketiga, potensi sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di negeri-negeri Muslim, khususnya minyak bumi dan sumber-sumber mineral lainnya. Potensi minyak bumi yang berada di negara-negara Teluk, di Aljazair, Brunei Darussalam, Indonesia, dan seterusnya. Bahkan di wilayah Sovyet dan RRC pun ditemukan sumber-sumber minyak yang ditempati kaum Muslimin Sovyet atau kaum Muslimin RRC. Memang Allah SWT. telah menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum Muslimin, membangun dan memanfaatkan untuk menegakkan agama-Nya, sekaligus memadamkan berbagai pemberontakan terhadap Allah SWT. di berbagai penjuru dunia ini.
Keempat, potensi warisan sejarah. Islam pada masa lampau telah berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad lebih. Belum pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu mengembangkan peradabannya melebihi dari Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang lebih 450 tahun. Jika Muslimin pada masa lampau menguasai peradaban, tentu bisa juga untuk masa depan.
Kelima, janji Allah SWT. yang tidak pernah diingkari. Bahwa Allah akan mengembalikan kekhalifahannya di muka bumi kepada orang-orang yang beriman. (Al Qur'an surat 24:55)
0 komentar:
Posting Komentar